RADIO TOKALEKAJU FM

”TOKALEKAJU FM,” begitu nama radio yang diinisiasi Perkumpulan Wallacea Palopo. Kehadiran radio Tokalekaju di dunia penyiaran akan memberi warna tersendiri. Dengan motto ”Suara Pendidikan Rakyat dan Lingkungan” radio Tokalekaju tetap konsisten mengusung dan membantu mengimplementasikan visi-misi Perkumpulan Wallacea yang selama ini bergerak di pengelolaan sumberdaya alam yang berkeadilan, penguatan hak-hak dan hukum masyarakat, serta pengembangan ekonomi berbasis kerakyatan. Secara fungsi, radio Tokalekaju FM menjadi media pendidikan, informasi, komunikasi dan konsolidasi pembelaan hak-hak masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya alam yang berkeadilan dan berkelanjutan berdasarkan nilai-nilai kearifan lokal yang berlaku di masyarakat.

Sainal Abidin yang juga Direktur Perkumpulan Wallacea Palopo menjelaskan, ide awal pembangunan radio Tokalekaju lahir bersamaan dengan berdirinya Perkumpulan Wallacea pada tanggal 5 Juni 2000 sebagai salah satu alat perjuangan. Kemudian ide tersebut menguat semakin menguat pada pelaksanaan workshop Sekolah Pendamping Hukum Rakyat (SPHR) pada Februari 2013 yang dilaksanakan di Latuppa yang dihadiri oleh komunitas, akademisi dan aktivis NGO dari berbagai wilayah di Sulsel.

Atas fasilitasi Jirak Celebes selama dua hari membantu teknis settingan pemancar dengan antena serta kelengkapan software studio siaran, dari tanggal 7-9 Mei 2013 akhirnya Radio Tokalekaju FM berhasil mengudara pada frekuensi 107,7 MHz.

Sedikit tentang Tokalekaju yang selama ini masih asing di telinga kebanyakan orang. Sainal Abidin menjelaskan, nama Tokalekaju merupakan bentangan dataran tinggi yang meliputi dua barisan pegunungan yaitu quarles dan verbeck yang cukup kaya akan sumberdaya alam dan kebudayaan karena didiami berbagai komunitas. Bentangan 2 pegunungan tersebut meliputi sulsel-sulbar-sulteng-dan sultra. Pemberian nama Tokalekaju FM bagi radio ini sebagai manifestasi suara penyelamatan dan perlindungan ekosistem tersebut untuk kepentingan bersama.